Persembahan 20 Tahun Berkarya Puthut EA dalam Jalan Bercabang Dua di Hutan Kesunyian
Seorang sastrawan sekaligus peneliti yang bernama Puthut EA ini tidak diragukan lagi kepiawaiannya dalam menggoreskan puisi-puisi yang apik. Ritual meluncurkan buku disaat bertambahnya usia tak pernah terlewatkan olehnya. Baginya menulis dan merilis karya sudah merupakan kebutuhan ketimbang kewajiban seorang penulis.
Bagi Puthut EA, menulis sudah menjadi bagian dalam dirinya maka dari itu dirinya selalu berusaha menulis selagi ia mampu. Terbukti, kini Puthut telah memasuki usia 20 tahun dalam hal berkarya. Persembahannya kali ini berjudul Jalan Bercabang Dua di Hutan Kesunyian.
Sekumpulan puisi reflektif mengenai perjalanan hidup manusia dijadikan narasi oleh Puthut lewat prosa. Dalam merampungkan karya ini dirinya tidak sendirian. Puthut berkolaborasi dengan ilustrator muda, Bambang Nurdiansyah. Prosa ini n dilengkapi lebih dari 70 ilustrasi yang menarik. 3 bulan lamanya, Bambang melakukan interpretasi terhadap puisi Puthut dan kemudian menggabungkannya.
Dalam buku ini, Puthut mengajak kita berkelana ke tempat-tempat yang lazim di kehidupan sehari-hari seperti pelabuhan, cafe, stasiun, kuil, dan museum. Disaat yang bersamaan, Puthut menunjukkan bahwa hamparan ruang yang muncul di kepalanya ternyata tidak sesederhana yang nampak di mata. Sembari berjalan, ia membangun hutan sunyi yang menggiring kita berkenalan dengan pergulatan diri, melepaskan, menunggu, kebenaran, nalar, juga kematian dan momen lahir kembali.
Pada 2 Mei 2019 lalu, ia menggandeng penerbit Shira Media dan rombongan Katalika Project untuk sebuah acara peluncuran buku yang tak biasa. Diskusi buku diisi oleh Puthut yang baru saja menginjak usia 42 tahun, Arham Rahman, peneliti yang bergerak di antara dunia literasi dan seni rupa, Gunawan Maryanto seorang sastrawan, serta dimoderatori oleh jurnalis muda Titah AW.
Puthut berharap pembaca akan mendapatkan pengalaman menyelami sebuah buku yang lebih lengkap dengan mengurainya dalam ruang baca sunyinya masing-masing. Di bawah ini adalah 5 puisi Puthut yang terangkum dalam Jalan Bercabang Dua di Hutan Kesunyian: