Sentuhan Tulisan dari Mesin Tik Lewat Buku Igauan Kita
Penggunaan mesin tik telah tergantikan dengan munculnya berbagai macam teknologi seperti komputer dan laptop. Namun penggunaan mesin tik masih berlaku bagi Jombang Santani Khairen atau biasa disingkat JS Khairen. Tulisan dengan sentuhan mesin tik akan lebih hidup menurutnya.
Ia memberi warna baru dalam bukunya yang ke-9. Kali ini buku yang berjudul Igauan Kita 99% isinya ditulis dengan mesin tik dan tulisan tangan, lengkap dengan foto di belakang tulisan itu sebagai penguat rasa.
Dalam Igauan Kita terbitan dari Bukune, JS Khairen ingin mengajak pembaca mengembara dalam racauan pikiran-pikirannya yang tak selalu puitis. Ia bisa dengan tegas mengumpat hal-hal yang membuat gusar, juga dengan jujur mengungkapkan kekaguman akan hal-hal yang jarang kita sadari.
Igauan ialah perkataan yang keluar sewaktu tidur, atau kiasan perkataan yang bukan-bukan; omong kosong; ocehan. Igauan tak pernah runtut. Maka, dalam tulisan di buku Igauan Kita, JS Khairen mengingatkan pembaca untuk bersiap diajak terbuai lalu dientak tiba-tiba oleh racauan sang Jenderal Kata-kata.
Sebelum Igauan Kita dirampungkan, JS Khairen mengajak pembaca untuk mengikuti sesi “mengingau bersama”. Pada sesi itu para pembaca diminta membuat igauan masing-masing, lalu diunggah ke Instagram. Ada 10 pembaca beruntung yang tulisannya tercantum dalam buku.
Igauan Kita bercerita tentang sekumpulan pemikiran, segelombong perasaan. 25% dari isi buku sudah pernah tayang di Instagram dengan tajuk #IgauanKita. 75% igauan baru dengan tema beragam seperti romansa, persahabatan, pendewasaan hidup, dan kebangsaan akan muncul di Igauan Kita.
Kilas balik sebelum naskah diserahkan pada editor, tepat pada tanggal 8 April rumah sang Jenderal Kata-kata kebanjiran. Padahal sebelumnya tak pernah kebanjiran. Korban dari dampak kejadian itu ialah kertas-kertas fisik yang harus diserahkan besoknya pada editor.
Alhasil, kebesokan harinya JS Khairen menyerahkan tulisan versi wordnya terlebih dahulu, sembari mengetik ulang tulisan yang rusak akibat banjir. Memang ada saja proses yang sulit dilalui terlebih dahulu sampai pada akhirnya menjadi sebuah karya yang apik.
Dari 99% buku Igauan Kita yang ditulis dengan mesin tik dan tulis tangan, hanya ada 1 halaman yang tidak. Tulisan seperti apakah itu?
Hadiri segera toko buku terdekat, angkut Igauan Kita dan temukan jawabannya!
Penulis: Ayu Pratiwi
Editor: B. Romansha