Merasa Jenuh dengan Tema Petualangan, Proelium adalah Karya Terakhir Febrialdi R.

Pertarungan yang jauh lebih besar adalah pertarungan melawan hawa nafsu diri sendiri”. Kutipan tersebut berasal dari penulis Febrialdi R. dalam buku terbarunya Proelium

Dua tahun lalu ia pernah menulis cuitan di Twitter bahwa dirinya merasa jenuh membaca novel perjalanan atau petualangan yang isinya monoton. Atas dampak dari kejenuhan itu Febrialdi memutuskan untuk berhenti menulis novel petualangan dan berakhir di novel Proelium.  

Sebelumnya telah terbit dua novel bertema perjalanan juga yakni Gitanjali dan Bara. Kedua novel itu sukses di deretan buku best seller. Jika ditanya dirinya apakah akan berhenti menulis, jawabannya adalah tidak. Ia hanya merasa bosan jika menulis buku bertema petualangan.

Proelium, novel terakhir bertema petualangan Febrialdi ini bercerita tentang pejalan atau petualangan sejati. Dihadapkan dengan sebuah perjalanan yang kadang penuh perjuangan yang tidak ada habisnya. Kita dituntut untuk tau yang sebenarnya kita tuju dan kita cari, bukan hanya berjalan tak tentu arah. 

Bahwasanya, pertarungan dan perjuangan yang lebih besar yang harus kita hadapi adalah melawan hawa nafsu kita sendiri. Disitulah titik kematangan seseorang dapat dilihat.

Sementara, jika kita masih menuruti hawa nafsu, kita tak lebih dari sekadar menjadi budak nafsu yang tak berkesudahan. 

Sejatinya hidup merupakan pertarungan yang tak ada habisnya. Sejak lahir hingga tanah meminta. Bertarung melawan kebatilan. Bertarung melawan sistem yang korup. Bertarung melawan perusakan alam. Bertarung dengan keinginan demi keinginan. 

Langit makin gelap. Mendung makin menjadi-jadi. Kami pun berpisah di depan warung. Salmi mesti pulang.

Aku??? Aku belum lagi tahu mesti kemana. dalam hati aku jadi membatin dan berpikir. sudah benarkah jalan hidupku? apa yang kuperjuangkan? apa yang bisa kubanggakan? apa tanggung jawabku?

Dengan melodi piano tembang Detik hidup-nya abah iwan abdurachman, kugendong ransel dan berlalu.

Rasanya memang berkelana

Tapi hatinya tak ke mana-mana

Ia hanya ragu antara pulang dan pergi oh entah ke mana

Kelak jika dirimu sudah merasa cukup berkelana, kembalilah pulang dan menetap di hatiku saja. Aku adalah Rumah!

Lantas apa yg kamu cari? Tempat untuk Kembali!

Seperti itulah gambaran novel Proelium terbitan Epigraf dengan tebal 192 halaman. Di bawah ini juga disipkan Ost. Proelium berjudul Aku Adalah Rumah yang dapat menemanimu di kala membaca novel Proelium.

Selamat atas peluncuran novel dan juga lagunya, terus berkarya ya pemilik akun Instagram @edelweisbasah!

Penulis: Ayu Pratiwi

Editor: B. Romansha

Leave a Reply