Menyelami Kisah Perjuangan Hidup Pada Musim Gugur di Würzburg, Jerman Selatan

Seorang penulis, Kireina Enno sangat mencintai proyek naskahnya kali ini yang berjudul A Day to Remember. Kala itu, di suatu pagi ia mempunyai dorongan hati yang sangat kencang untuk membuka laptop dan menulis cerita yang ia tuangkan dalam A Day to Remember.

A Day to Remember adalah cerita sepasang anak muda yang bertemu di sebuah kota bernama Würzburg, di bagian Jerman Selatan. Sosok kedua tokoh itu ialah Algernon pemuda yang ingin mengakhiri hidupnya dan Demitria yang sangat mencintai hidup. 

Sang penulis menceritakan dalam blognya, ia benar-benar larut dalam dunia sepasang anak muda ini hingga menulis sampai malam hari. Dunia yang sebenarnya ia ciptakan sendiri. 

Selama menuliskan kisah Algernon dan Demitria, Kireina tenggelam dalam karakter Algernon yang depresi. Hal ini berefek pada tingkah lakunya sehari-hari jadi sedikit aneh dan dilakukan secara sadar. 

Alasan lain yang membuat Kireina mencintai proyek ini adalah karena secara tidak sadar, ia menuangkan hal-hal pribadi yang merupakan bagian dari dirinya. 

Kota Würzburg memang bukan kota yang populer di Jerman. Namun, kota ini dipilih karena Kireina menyukai bangunan bernuansa heritage. Pertemuan Algernon dan Demitria ketika musim gugur juga atas dasar Kireina menyukai warna oranye, merah, dan kuning, serta sangat suka kabut. Tepat seperti karakteristik musim gugur yang mempertemukan Algernon dan Demitria.

Satu bulan lamanya Kireina menyiapkan naskah A Day to Remember. Waktu yang cepat untuk menyelesaikannya, karena sebelumnya Kireina mampu menyelesaikan naskah buku hingga tiga bulan lamanya. 

Atmosfer yang ditawarkan penulis dalam buku ini berbeda dengan buku-buku sebelumnya. Novel kelima ini adalah kisah dari kota Würzburg, penghasil wine dan sebuah kota kecil berbukit di tepi Sungai Main. 

Latar belakang pertemuan Algernon dan Demitria adalah di sebuah toko buku dan perpustakaan yang berhubungan dengan benang merah kedua tokoh. Perpustakaan bagi penulis ialah tempat harta karun yang tak ternilai, taman bermain yang menyenangkan di mana bisa petak umpet dengan berbagai tokoh fiksi di balik rak demi rak. 

Jika demikian adanya, maka demikian pula halnya bagi Demitria. Kireina menaruh gambaran itu ke dalam karakter Demitria. 

Toko buku dan perpusataan menjadi takdir mempertemukan Demitria dengan seorang lelaki yang kemudian menjadi sumber kecemasan terbesarnya. Toko buku juga mendekatkan mereka.

Gambaran toko buku kecil itu bernama Das Wunder yang agak berantakan, dengan kotak-kotak di lantai serta rak-rak tinggi penuh berbagai macam buku dengan berbagai kejutan. Imaji tentang buku ini biarlah menjadi gambaran pada benak masing-masing pembaca. Setiap orang punya gambaran tentang toko buku kesukaannya. Yang menyimpan takdirnya sendiri seperti dalam kisah Algernon dan Demitria.

Toko buku menjadi jembatan melekatkan dua kehidupan muda mudi yang bertolak belakang. Apa yang mereka lakukan jika takdir memaksa mereka berjalan bersisian?

Kisah Algernon dan Demitria dalam  A Day to Remember sudah bisa kamu jemput dengan mengikuti PO yang telah berlangsung dari tanggal 12 Juli dan akan berakhir 26 Juli 2019. A Day to Remember berisikan 3 lembar post card yang didesain khusus oleh Algernon dan Demitria untuk pembaca terkasih. Jadi tunggu apalagi?

Penulis: Ayu Pratiwi

Editor: B. Romansha

Leave a Reply