Mau Nggak “Tukar Takdir”? dari Valiant Budi
Kehidupan manusia memang tidak bisa terlepas dari yang namanya takdir. Hubungan takdir dengan manusia itu seperti hubungan manusia dengan Tuhan. Setiap manusia yang lahir akan menjalani takdirnya sendiri. Tapi bagaimana kalau kita mendapat tawaran untuk bertukar takdir?
Inilah tema utama yang diangkat oleh Valiant Budi dalam karya terbarunya Tukar Takdir. Karya yang berisi kumpulan cerita pendek ini diberi judul yang tidak hanya menarik untuk pembaca, tapi sekaligus menantang. Kenapa? Karena pembaca akan ditanyai oleh si penulis, bagaimana kalau ada manusia yang benar-benar mau menukar takdirnya?
Seperti yang dituliskan dalam halaman sinopsis Tukar Takdir, bahwa ada 12 karakter yang hidup dalam nasibnya. Setiap bab akan berisi jalan cerita dari satu nasib yang tidak akan sama. Ya, mungkin saja salah satu nasib yang diceritakan ini juga dialami pembaca atau penulisnya sendiri.
Begini cuplikan 12 nasib yang ada dalam Tukar Takdir.
[1] “Seandainya aku benar-benar bisa mengulang waktu, apakah aku akan bisa mengubah nasibku dan penumpang lainnya? Atau cuma repetisi tragedi semata?”
[2] “Saya seperti luwak yang harus merasa bersalah kalau nggak berak karena sudah diberi kandang dan makanan.”
[3] “Kamu nggak perlu bohong, tapi nggak perlu jujur juga, kita jebak para tahi cecak itu ke alam asumsi mereka sendiri.”
[4] “Godaan setan, penolakan batin, dan rintihan silih berganti menghantuiku.”
[5] “Aku baru tahu bahwa aku ini berbeda saat Mama memperlihatkan foto-fotoku pentas seni taman kanak sedang tampil menari.”
[6] “Kite diguna-guna, Mak! Pasti ada yang sirik banget karena warung kite laku keras!”
[7] “Aku tak tahu pasti apakah Mamah sedang butuh pelarian, atau sudah telanjur terbutakan cinta—atau sudah pasrah menerima kenyataan bahwa lelaki sering berbohong.”
[8] “Saya selama di sini sering menyaksikan mereka yang datang berharap-harap romansa, pulang-pulang hati babak belur.”
[9] “Kehilangan sahabat saja sudah perih, apalagi kehilangan sahabat yang mengandung masa depanmu; anak-anakmu.”
10] “Seindah-indahnya kenangan, kalau diingat dalam keadaan buruk, bisa berbalik menyengsarakan.”
[11] “Kami juga bisa tampil rupawan. Kami tak selamanya akan menggentayangi tempat gelap dan sepi.”
[12] “Pantas saja kematian tetap jadi misteri, karena setiap yang tahu, akan dibuat terbungkam saat terlahir kembali.”
Dari sinopsis kumpulan cerpen ini pembaca bisa tahu bahwa cerita ini diangkat dari kisah sehari-hari dengan berbagai latar belakang dan kejadian yang berbeda. Ada kisah yang sedih, bahagia, biasa, dan juga penyesalan. Tapi dari semua unsur cerita itu, Valiant Budi seolah-olah ingin menyampaikan makna bahwa takdir sudah terjadi dan yang tersisa adalah kenyataan.
Jadi Bookish Journalers, pastikan Tukar Takdir masuk dalam daftar bacaanmu bulan ini ya…
Penulis: Artrias Setiawan
Editor: B. Romansha