Buku Syahid Muhammad Mana yang Jadi Favoritmu?

Popularitas penulis bernama Syahid Muhammad melonjak naik setelah menerbitkan dua karya kolaborasinya dengan Stefani Bella pada tahun 2017. Syahid atau yang kerap disapa Iid menyukai bidang tulis menulis sejak dirinya duduk di bangku SMP. Namun, pada saat itu lingkungannya tidak mendukung.

Setelah 15 tahun menghilang dari dunia menulis, dirinya kembali terdorong ketika mempunyai tekanan yang cukup tinggi. Anxiety disorder yang dialaminya membuat Iid merasa perlu untuk menulis banyak hal karena ia tidak tahu bagaimana cara menyampaikan sesuatu yang ia rasakan. Serta kecenderungan orang-orang dengan kondisi yang seperti Iid alami pasti sangat membutuhkan perhatian dari orang lain. Lewat pemikiran tersebut, Iid sadar bahwa tidak semua orang memiliki kemampuan untuk mengerti keadaan orang lain.

Gagasan dan perasaan menyampaikannya ke dalam tulisan adalah obat baginya. Kegiatan menulis bukan sekedar untuk meluapkan emosi dalam melampiaskan sesuatu. Akan tetapi juga sebagai medium untuk menyembuhkan keadaan mental dan pikiran.

Lelaki kelahiran 1 November 1990 ini telah melahirkan 4 buku dan pada Februari 2019 lalu meluncurkan karya terbarunya berjudul Saddha. Total karya Syahid Muhammad kini ada 5 buku. Di artikel kali ini, kami ingin mengajak Bookish Journalers mengenal lebih dekat apa saja karya-karya penulis yang satu ini. Langsung simak yuk!

1. Kala

Kala adalah karya pertama Iid yang terbit pada Juni 2017. Buku ini merupakan hasil kolaborasi dengan penulis bernama Stefani Bella. Keduanya dipertemukan lewat forum Tumblr pada jamannya.

Kala merupakan novel bernuansa romantis penuh aksara. Saka dan Lara adalah tokoh dalam cerita yang sama-sama menyimpan masa lalunya dalam ingatan dan tak ingin berbagi kepada siapa-siapa. Kemudian semesta mempertemukan mereka.

Novel ini memberikan sudut pandang yang berbeda antara perempuan dan laki-laki. Menghasilkan rasa yang berbeda untuk setiap pembaca. Berkisah tentang hubungan, luka lama, jarak, dan kekecewaan.

2. Amor Fati

Pada November 2017 disusul karya kedua Iid yaitu Amor Fati. Kala dan Amor Fati merupakan buku dwilogi. Namun, bisa dapat dibaca dari mana saja, tidak harus berurutan.

Amor Fati masih dengan konsep kedua sudut pandang penulis. Dalam novel lanjutan ini dimunculkan tokoh-tokoh baru sebagai pendukung kelengkapan kisah Saka dan Lara. Lewat buku ini, pembaca bisa belajar untuk merasa ikhlas, mengakui sebuah kesalahan, dan mempunyai sejuta impian.

3. Egosentris

Syahid Muhammad menerbitkan karya tunggalnya yang berjudul Egosentris pada maret 2018 setelah sukses membuat pembaca luluh dengan novel Kala dan Amor Fati.

Terbitnya Egosentris bermula dari keresahan Iid melihat banyaknya orang-orang saling menyalahkan dan merasa dirinya paling benar. Sebuah kisah yang diramu tentang orang-orang yang dipaksa untuk baik-baik saja padahal sedang tidak baik-baik saja.

Buku ini bernuansa percintaan yang mendewasakan, kesehatan mental, isu sosial, keluarga, dan keterasingan. Novel yang menyajikan cerita sangat kompleks dengan kehidupan saat ini. Hal yang ingin disampaikan Iid dalam Egosentris salah satunya ialah setiap orang berhak untuk merasa lemah.

4. Paradigma

Paradigma dan Egosentris keduanya merupakan karya Iid yang juga berkaitan. Tapi tenang saja, buku-buku ini tidak diwajibkan dibaca berurutan. Paradigma ialah buku kedua tunggal Iid yang terbit pada September 2018.

Novel ini menjadi representasi kehidupan sehari-hari mulai dari cinta, persahabatan, keluarga, dan hal-hal yang dianggap sepele bagi kebanyakan orang. Terangkum dalam satu alur cerita yang sulit ditebak. Sama seperti buku-buku sebelumnya hal yang dibahas selalu berhubungan dengan kesehatan mental.

Paradigma cocok untuk melihat kembali sisi-sisi kemanusiaan di tengah hiruk pikuk kehidupan sosial masyarakat pada saat ini.

5. Saddha

Saddha masih hangat-hangatnya untuk ditelusuri nih Bookish Journalers. Karena buku yang satu ini baru saja terbit pada Februari 2019. Saddha merupakan buku tunggal ke-3 Iid, sekaligus buku ke-5 penulis di Gradien Mediatama.

Sama seperti novel-novel sebelumnya, Saddha menjadi novel menarik yang bisa memberikan ruang menyehatkan untuk kesehatan mental.

Antar prosa dalam Saddha tetap berkaitan satu sama lain sehingga membentuk jalinan cerita yang utuh seperti halnya cerita dalam sebuah novel.

Hal menarik lainnya ialah, kelima buku yang sudah Iid terbitkan sangat konsisten pada bagian covernya yang selalu berwarna hitam.

Jadi, kira-kira buku mana yang menjadi favoritmu? Kalau belum pernah baca bukunya, yuk langsung borong di toko-toko buku terdekat kotamu ya!

Penulis: Ayu Pratiwi

Editor: B. Romansha

Leave a Reply