Bagaimana Jika Ada Cara Berbahagia Tanpa Kepala, Apakah Kalian Bersedia?

Masih ingatkah kalian dengan Buku Panduan Matematika Terapan terbitan dari GPU (Gramedia Pustaka Utama) tahun 2018? Novel tersebut berhasil menjadi pemenang pertama dalam Kontes penulisan Novel Unnes Internasional 2017 dan menjadi salah satu nominasi kategori Buku Pertama/Kedua Kusala Sastra Khatulistiwa. Sastrawan dibalik novel itu ialah Triskaidekaman. Seorang perempuan kelahiran 18 Mei ini memang tergolong baru dalam dunia penulisan, tetapi gaya penulisannya yang unik turut memeriahkan dunia fiksi dan sastra.

Dilansir dari jurnalruang.com dirinya mengatakan bahwa hubungannya dengan buku-buku fiksi tidak sebaik buku-buku nonfiksi. Belakangan ini Triskaidekaman merasakan bahwa buku fiksi dan nonfiksi itu saling melengkapi, karena fungsi mereka tidak sama. Menurutnya, buku nonfiksi berfungsi lebih ke arah menambah pengetahuan teknis tentang dunia dan kehidupan, fokus pada isi dan manfaat. Sementara buku fiksi bisa mengisi kekurangan, bisa memberikan apa yang tidak diberikan nonfiksi.

Pada 6 Mei 2019, Triskaidekaman mengasah kembali kemampuannya dalam menulis novel fiksi berjudul Cara Berbahagia Tanpa Kepala. Novel yang menghadirkan unsur absurditas, sains fiksi, teknologi, dan sepercik nuansa thriller yang menantang pembaca. Triskaidekaman juga menghadirkan satir untuk para milenial yang dikemas begitu halus.

Sempati adalah tokoh dalam Cara Berbahagia Tanpa Kepala. Singkat cerita Sempati merasa kepalanya tak memberi solusi atas ragam persoalan. Kepala ia anggap justru merepotkannya, hingga membuat Sempati mengikuti program Bebaskan Kepalamu. Tanpa diduga kepala itu menghilang.

Berikut cara melepas kepala menurut Sempati:

1. Buka lilitan ritsleting yang meneliti jakun.

2. Ceraikan baut dari mur hingga talak delapan.

3. Telan dan tahan ludah dalam-dalam.

4. Tekan kedua tombol penghambat laju aliran darah secara bersamaan.

5. Pegangi kedua kuping, lalu tarik kepala ke atas dengan keras hingga terlepas

Kejutan-kejutan dalam cerita Sempati dalam melepas kepalanya terangkum dalam 308 halaman. Triskaidekaman telah mengganti 8 kali judul novelnya hingga akhirnya Cara Berbahagia Tanpa Kepala adalah judul yang tepat. Membaca buku fiksi membantu memahami persoalan kehidupan itu sendiri untuk berpikir ulang hingga memberikan pemikiran baru.

Jadi, apakah Bookish Journalers nantinya akan mengikuti cara Sempati berbahagia tanpa kepala? Baca sampai habis dan berimajinasilah!

Penulis: Ayu Pratiwi

Editor: B. Romansha

Leave a Reply