Pesan dari Kartini F. Astuti untuk Pembaca Rahasia agar Tak Mudah Dilupakan
Kartini F. Astuti merupakan seorang pengasuh Teman Cerita Indonesia yang menulis sebuah buku untuk membuatmu di mention oleh Tuhan karena limpahan kebaikan dan kesabaran yang kamu punya dalam menghadapi manusia.
Buku self improvement pertama Kartini yang diterbitkan oleh Loveable Redaksi ini berjudul Rahasia agar Tak Mudah Dilupakan.
Dilupain itu nggak enak! Emangnya ada orang yang mau dilupain gitu aja?
Buat kalian yang pernah merasa sendirian, kesepian, dan merasa tidak punya teman serta tak ada yang mengingat dirimu lagi. Kemudian berharap teman datang tanpa kamu minta, tapi pada kenyataannya tak sejalan. Bacalah buku ini karena di dalamnya terdapat banyak rahasia agar tak mudah dilupakan khusus buat kamu. Baca buku ini perlahan, resapi maknanya, dan temukan jawabannya.
Sekilas tentang Kartini, perempuan kelahiran Cianjur dari pasangan seorang juru potret dan seorang juru tulis yang melankolik. Masa kecilnya ia habiskan dengan berkarya dalam rupa maupun kata-kata. Maka, hal mudah baginya untuk merangkai sebuah kata-kata hingga mencapai makna yang tersirat dalam setiap tulisannya.
Dibalik penerbitan buku Rahasia agar Tak Mudah Dilupakan, ada proses panjang yang Kartini lalui. Kartini ketakutan dalam padanan kata yang ia pilih, sempat ragu untuk menerbitkannya dan mempertanyakan apakah buku ini layak atau membawa pengaruh buruk bagi si pembaca nantinya.
Setelah satu setengah bulan menyiapkan naskah dan grafis, akhirnya buku Rahasia agar Tak Mudah Dilupakan berhasil terbit. Di bawah ini ada pesan untuk pembaca dari Kartini:
“Jika nanti buku ini jatuh ke tanganmu, tolong pegang baik-baik hatimu yang mungkin juga bisa jatuh.
Jika nanti aku menemani kamu lewat buku ini, tolong jangan merasa sendirian lagi. Kita tidak diciptakan untuk hidup sendiri-sendiri.
Jika nanti aku membeberkan tentang bagaimana cinta bekerja, tolong rahasiakan dari siapa pun. Tapi kamu boleh tunjukkan pada seluruh penghuni bumi betapa banyak cinta yang kamu punya.
Jika nanti kamu terkejut dengan dirimu sendiri karena tidak lagi mencari bahu untuk bersandar, tolong sediakan bahu bagi yang lain. Karena tak semua orang setangguh dirimu. Bawa mereka pelan-pelan ke pelukan Tuhan.
Jika nanti buku ini tak bisa dilupakan, tolong panggil aku. Aku sungguh pelupa. Ingatanku payah. Aku ingin kamu mengajariku untuk tak mudah melupakan. Misalnya, tentang bagaimana bisa aku berjalan sampai sekarang dan ke mana aku akan pulang.
Jika nanti aku sudah bercerita lewat buku ini, tolong duduk di atas sajadah dan ceritakan pada Tuhan bahwa penulisnya sangat butuh diampunkan”.
Bandung, 29 Juni 2019
Buat yang ingin berbincang lebih lanjut dengannya, Bookish Journalers bisa menghubungi Kartini melalui berbagai media sosial dengan username @kartinifastuti.
Penulis: Ayu Pratiwi
Editor: B. Romansha