Menguak 5 Fakta Mengerikan Dari Pet Sematary Karya Stephen King

Bookish Journalers, Salah satu genre buku yang paling diminati hingga sekarang adalah kisah misteri atau horor. Salah satu penulis genre horor yang terkenal adalah Stephen King. King benar-benar menjadi raja dalam kisah horor. Pet Sematary, novelnya yang terbit pada tahun 1983 berhasil membuat bulu kuduk pembaca merinding hanya dengan melihat tagline-nya, “kadang-kadang… mati lebih baik.”

Dari sejak pertama kali Pet Sematary diterbitkan sampai saat sekarang ini, novel ini mendapatkan banyak cinta dari para penggemar Stephen King. Bahkan novel ini juga sudah diadaptasi ke layar lebar sebanyak dua kali. Film ini pertama kali dirilis pada tahun 1989 dan versi remake-nya dirilis pada 5 April 2019.

Dibalik desas desus cerita Pet Sematary ternyata ada fakta yang selama ini masih berusaha dikuak oleh para penggemar Stephen King di seluruh dunia. Mengapa cerita misteri ini begitu hidup? Kali ini admin akan mengungkap beberapa fakta yang sangat menarik dari kisah Pet Sematary.

  1. Inspirasi dari kisah nyata yang dialami Stephen King

Pada akhir tahun 1970, keluarga Stephen King mendapatkan undangan untuk menjadi penulis di kediaman salah satu profesor di Universitas Maine yang berlokasi di Orono. Akhirnya King beserta istri dan ketiga anaknya pindah ke sebuah rumah di kawasan Orrington, Maine. Rumah ini terletak di sebuah hutan yang sangat asri dan nyaman. Kecuali jalan di depan rumah yang dilalui truk besar dan sebuah pemakaman hewan yang terletak di belakang rumah. Anak-anak di daerah tersebut memiliki kebiasaan menguburkan hewan yang mati di pemakaman hewan tersebut. Cerita ini persis sama seperti dalam Pet Sematary.

Suatu ketika kucing putrinya mati di tepi jalan dan mereka juga menguburkannya di lokasi pemakaman hewan itu. Suatu hari putra bungsunya yang belum genap berusia 2 tahun, berlari menuju jalan di depan rumahnya saat menerbangkan layang-layang. King menangkap putranya dan berhasil menyelamatkan putranya dari nasib buruk. Semua kisah ini menjadi cerita yang dituliskan dalam Pet Sematary.

Setelah peristiwa tersebut, Stephen King terus mendapatkan mimpi-mimpi buruk. Wah…mengerikan ya?

2. Hampir saja Pet Sematary tidak diterbitkan

Kisah fantasi horor dalam Pet Sematary terjadi ketika tokoh utamanya, Dr Louis Creed merasa kesedihan yang buruk karena kehilangan anaknya. Dengan alasan ini King sebenarnya tidak ingin menunjukkan naskah kepada siapapun, bahkan setelah selesai ditulis. King merasakan cerita itu hidup dalam keluarganya dan merasa ngeri.

Bahkan karena perasaan ngeri itu King tidak memberikan draft novelnya untuk dibaca istrinya setelah selesai ditulis. Namun karena terikat dengan kontrak penerbitan, akhirnya Pet Sematary berhasil diterbitkan. Sampai saat ini King masih menganggap Pet Sematary menjadi salah satu tulisannya yang paling menakutkan. Ia sendiri tidak percaya sudah menulis cerita yang begitu menakutkan dan tampak hidup.

3. Pet Sematary ditulis di sebuah toko milik tetangga Stephen King

Kisah Pet Sematary ternyata ditulis di sebuah ruang kosong dalam toko milik tetangganya, Julio DeSanctis. Julio memiliki toko di seberang rumah King Orrington. Bangunan tersebut menjadi saksi bagaimana kisah menakutkan ini mulai ditulis. Tetangganya itu mengatakan bahwa jalan di depan rumah itu telah menghabiskan banyak nyawa binatang kesayangan penduduk sekitar. Hingga akhirnya inspirasi kata-kata “mati lebih baik” mulai ditulis oleh King.

4. Rumah yang ditempati Stephen King dalam cerita sudah dijual

Dari beberapa bukti yang dikumpulkan oleh penggemar Stephen King, mereka menemukan fakta terbaru bahwa rumah yang pernah ditempati King telah terjual dengan harga sekitar 255.000 USD. Rumah yang dimiliki oleh keluarga King Orrington tersebut dianggap terlalu menakutkan dan memiliki kisah nyata seperti yang tertulis dalam Pet Sematary. Penggemar juga berusaha menemukan pemakaman hewan yang ada di belakang rumah dan ternyata memang lokasi itu tampak nyata. Wah, semakin mengerikan nih!

5. Stephen King masih merasa takut dengan tagline “Kadang-kadang… mati lebih baik.”

Kesan yang ditinggalkan novel Pet Sematary memang tidak mudah untuk dilupakan. Pembaca selalu merasakan kisah ini terlalu nyata. Tapi ternyata King sendiri yang menuliskan cerita itu juga merasakan hal yang sama. Ia merasa bahwa tulisan itu tidak hanya memberi pelajaran kesedihan tapi kekuatan untuk bisa hidup lebih baik. Ia juga berpikir bahwa manusia memiliki hubungan yang sangat erat dengan alam semesta dan manusia menanggung semua akibatnya termasuk hal yang paling mengerikan.

Wah ternyata kisah horor dalam novel terkadang terinspirasi dari kisah nyata dan bukan khayalan semata ya. Kalau Bookish Journalers punya nyali untuk baca Pet Sematary, segera dapatkan bukunya  ya!

Penulis: Artrias Setiawan

Editor: B. Romansha

Leave a Reply