Kisah Perjalanan Tidak Biasa dalam Everything in Between Karya Marlies Fennema

Everything in Between (2019)

Everything in Between yang ditulis oleh Marlies Fennema memang bisa dikatakan bukan jenis buku perjalanan atau buku dengan tema travelling yang biasa. Bagaimana tidak, karena kisah dibalik motivasi untuk menulis buku ini memang berakar dari keinginan untuk memahami hidup dan isi kehidupan. Penulisnya sudah mengatakan jika pembaca tidak akan menemukan itinerary atau cara untuk bersepeda dari satu kota ke kota lain sampai tiba di Indonesia. Tetapi isi buku ini merupakan sebuah ajakan bagi para pembaca untuk tahu tentang pikiran penulis, kisah selama perjalanan yang penuh dengan rasa bahagia, sedih, dan haru.

Marlies Fennema adalah seorang perempuan Belanda yang mencintai alam dan olahraga. Sebuah kombinasi yang sempurna ketika Marlies bertemu dengan Diego Yanuar yang berasal dari Indonesia dalam sebuah perlombaan lari pada tahun 2013. Perjalanan dua orang ini tidak mudah setelah Marlies Fennema akhirnya pindah kuliah ke Indonesia. Lalu akhirnya Diego Yanuar mengikuti Marlies Fennema pindah ke Belanda dan bekerja pada kakak iparnya.

Tenggelam dalam rutinitas pekerjaan dari pagi sampai sore mungkin bukan pilihan yang tepat. Tentu ini sangat bertentangan dengan kesukaan mereka untuk dekat dengan alam dan olahraga. Dalam sebuah candaannya, Marlies Fennema mengatakan jika suatu saat dia bisa saja bersepeda dari Belanda ke Jakarta. Siapa sangka akhirnya mereka berdua benar-benar melakukan perjalanan itu.

Namun yang lebih menariknya lagi adalah ketika perjalanan itu dibumbui dengan makna yang lebih dalam. Melintasi 20 negara yang berjarak 15 ribu kilometer selama 1 tahun hanya dengan mengendarai sepeda memang bukan kesempatan yang pantas disia-siakan. Pasangan ini membagi perjalanan menjadi tiga bagian yaitu The Smooth Road, The Middle Earth dan The Homecoming. Dimana setiap bagian perjalanan ini didedikasikan untuk gerakan donasi yang akan disumbangkan kepada yayasan Lestari Sayang Anak, JAAN (Jakarta Animal Aid Network), dan Kebun Kumara. Ketiga yayasan ini mewakili sikap mereka yang mendedikasikan aksi ini kepada manusia, hewan dan tumbuhan.

Marlies Fennema juga mengajak pembeli dan pembaca Everything in Between untuk terlibat dalam proyek donasi selanjutnya, dimana setiap pembelian 1 buku akan dikonversikan menjadi 1 pohon. Jika Bookish Journalers terinspirasi dari perjalanan ini, yuk segera beli buku Everything in Between, edisi pre-order di Grobmart berlangsung hingga tanggal 6 April 2019. Jangan sampai terlewat ya, Bookish Journalers.

Penulis: Artrias Setiawan

Editor: B. Romansha

Leave a Reply